Sistem
reproduksi wanita tidak seperti sistem reproduksi pria, sistem reproduksi
wanita memperlihatkan perubahan siklik regular yang secara teologis dapat
dianggap sebagai persiapan periodic untuk pembuahan dan kehamilan. Pada
manusia, siklus ini dinamakan siklus menstruasi yang ditandai dengan perdarahan
vagina periodik yang terjadi dengan terlepasnya mukosa uterus (menstruasi).
Siklus
menstruasi dimulai dari hari pertama haid sampai hari pertama haid yang
berikutnya. Siklus haid yang normal ± 28 hari. Lamanya haid ± 4 - 5 hari, hari
pertama darah yang keluar sedikit, hari kedua biasanya paling banyak, lalu
berangsur kurang sehingga berhenti pada hari ke-4 atau ke-5.
Organ-organ
yang berperan dalam menstruasi:
1. Hipotalamus
2. Hipofisa
anterior
3. Ovarium
4. Uterus
(endometrium)
Dalam
siklus menstruasi terdapat 3 sistem yang saling mempengaruhi:
Sistem
hormone =>
Siklus ovarium => Siklus endometrium
Sistem Hormon
Gambar
1. Sistem hormone dalam menstruasi
- Hipotalamus
Hipotalamus berfungsi untuk
merangsang hipofisa anterior agar mengeluarkan hormone yang berperan dalam
siklus menstruasi. Hal itu karena hipotalamus mensekresi Gonadotropin
Releasing Hormone (GNRH) yang berfungsi untuk merangsang hipofisa anterior
agar mengeluarkan FSH dan LH, selain itu hipotalamus juga mensekresi Prolactin
Inhibitory Hormone (PIH) yang mengerem produksi prolaktin.
2. Hipofisa
anterior
Hipofisa anterior menghasilkan 3
buah hormone:
- FSH (Follicel stimulating hormone)
- LH (Luteinizing hormone)
- Prolactin
Siklus
menstruasi terbagi menjadi dua macam siklus:
1.
Siklus ovarium
Gambar
2. Siklus ovarium
Di
dalam ovarium terdapat sel-sel telur muda yang dikelilingi oleh sel-sel gepeng
yang disebut folikel primordial. Sebelum pubertas, ovarium masih dalam keadaan
istirahat. Akan tetapi, ketika tercapai masa pubertas maka ovarium akan mulai
bekerja karena adanya pengaruh salah satu hormone dari lobus anterior hipofisa
(FSH/Folikel Stimulating Hormone). Beberapa folikel primordial mulai
tumbuh, walaupun biasanya hanya satu yang menjadi masak dan kemudian pecah
sedangkan yang lainnya mati.
Ø Fase
folikular (pemasakan follikel primordial)
Pada permulaan setiap
siklus, beberapa folikel membesar, sel-sel disekeliling ovum berlipat ganda.
Diantara sel-sel tersebut terbentuk suatu rongga (pembentukan antrum) yang
berisi cairan follikel (Liquor folliculi). Ovum terdesak ke pinggir dan
berada di tengah-tengah tumpukan tumpukan sel yang menonjol ke dalam rongga
follikel. Tumpukan sel dan sel telur yang berada di tengahnya disebut Cumulus
oophorus. Diantara sel telur dan sel sekitarnya terdapat zona pellucida.
Sel-sel granulose yang membatasi ruangan follikel disebut Membrana granulose.
Karena adanya pertumbuhan follikel, jaringan
ovarium disekitar follikel tersebut terdesak keluar dan membentuk 2 lapisan
yaitu Theca interna (banyak mengandung pembuluh darah )dan Theca
externa (terdiri dari jaringan ikat yang padat). Struktur sebuah follikel ovarium yang matang
ini disebut (follikel de graaf). Follikel de graaf merupakan tempat
pembuatan hormone estrogen, khususnya pada Theca interna.
Ø Fase
ovulasi
Follikel de graaf
mendekati permukaan dan menonjol keluar, karena Liquor folliculi terbentuk
terus. Sehingga, tekanan didalam follikel semakin lama semakin tinggi. Untuk
terjadinya ovulasi bukan hanya tergantung pada tingginya tekanan tersebut, akan
tetapi juga karena adanya perubahan-perubahan nekrobiotik pada permukaan
follikel-follikel.
Pada permukaan ovarium
sel-sel menjadi tipis sehingga pada suatu waktu follikel akan pecah dan
mengakibatkan keluarnya Liquor folliculi bersama dengan ovum yang
dikelilingi oleh sel-sel Cumulus oophorus(Corona radiata). Keluarnya sel
telur dari follikel de graaf ini disebut ovulasi.
Ø Fase
luteal
Follikel yang pecah
pada saat ovulasi segera terisi oleh darah membentuk Korpus hemoragikum. Sel-sel
granulose dan teka yang melapisi folikel mulai berproliferasi, dan bekuan darah
yang dengan cepat diganti oleh sel luteal yang kaya lemak dan berwarna
kekuningan sehingga berubah menjadi Corpus
luteum. Corpus luteum mensekresikan hormone progesterone dan estrogen.
Bila terjadi pembuahan,
maka Corpus luteum akan menetap dan membentuk Corpus luteum
graviditatum dan jika tidak terjadi pembuahan maka Corpus luteum akan
berubah menjadi Corpus luteum menstruationum yang mempunyai masa hidup 8
hari, kemudian ia akan berdegenerasi dan diganti dengan jaringan ikat sehingga
berubah menjadi Corpus albicans yang berwarna putih. Dengan terbentuknya
Corpus albicans maka pembentukan hormone progesterone dan estrogen
mulai berkurang dan akan terhenti. Siklus akan kembali pada fase folikular.
2.
Siklus uterus (Endometrium)
Gambar
3. Siklus uterus
Ø Stadium
menstruasi
Pada masa ini
endometrium luruh dari dinding rahim disertai dengan perdarahan dan lapisan
yang tertinggal hanyalah stratum basale. Jadi, cairan yang keluar dari vagina
ketika menstruasi adalah campuran darah, potongan-potongan endometrium dan
lender dari cervix. Darah tidak membeku karena karena adanya fermen yang
mencegah pembekuan darah dan mencairkan potongan-potongan mucosa. Banyaknya
perdarahan selama haid normal ± 50 cc.
Ø Stadium
proliferasi (hari ke-5 sampai ke-14)
a) Stadium
proliferasi dini
Endometrium mulai tumbuh dan tebalnya ±
2 mm. kelenjar-kelenjarnya lurus, epitelnya kubis rendah dan intinya berada
dibasale.
b) Stadium
proliferasi lanjut
Endometrium menjadi lebih tebal karena
bertambahnya stroma akibat pemecahan sel-sel.
Pada stadium proliferasi ini, penebalan
endometrium berlangsung cepat dan kelenjar-kelenjar uterus tertarik keluar
sehingga memanjang, akan tetapi kelenjar-kelenjar tersebut belum
berkelok-berkelok atau mengeluarkan sekresi.
Ø Stadium
sekresi
a) Stadium
sekresi dini
Lapisan endometrium lebih tipis dari
pada fase sebelumnya karena kehilangan cairan, tebalnya ± 4-5 mm. lapisan ini
terbagi menjadi:
b) Stadium
sekresi lanjut
Lapisan endometrium lebih tebal dari
pada fase sekresi dini. Endometrium sangat vaskuler, kelenjarnya sangat banyak
dan berkelok-kelok dan kaya akan glycogen. Kondisi tersebut sangat ideal untuk
nutrisi dan perkembangan ovum. Pembuluh darah tumbuh cepat hingga
berkelok-kelok.
Ø Stadium
premenstruil
Terdapat infiltrasi sel-sel darah putih bisa PMN
atau sel bulat. Stroma mengalami disintegrasi, dengan hilangnya cairan dan
secret maka akan terjadi collaps dari kelenjar dan arteri. Pada saat ini
terjadi vasokonstriksi , kemudian pembuluh darah itu ber-relaksasi dan akhirnya
pecah.
Gambar
4. Hubungan antar siklus dalam menstruasi
Sumber:
Ganong (2002). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
Jakarta EGC.
UNPAD (1983). Obstetri Fisiologi. Fakultas
Kedokteran UNPAD Bandung.